

Fisika berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “alam”. Hal tersebut dimaknai karena fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut. Gejala ini, pada mulanya merupakan apa yang dialami oleh indera kita, misalnya penglihatan kemudian menemukan optika/cahaya, pendengaran kemudian menemukan pelejaran tentang bunyi, dan sebagainya.
Fisika didefinisikan sebagai proses benda-benda (benda mati) alam yang akan berubah, sedangkan biologi mempelajari benda-benda hidup. Sehingga disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut.
Fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dari pengamatan-pengamatan gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya dan lain-lain. Ilmu yang mempelajari tentang gerak benda ini disebut mekanika. Bidang ilmu ini dimulai kira-kira berabad-abad yang lalu. Mekanika berkembang pada zamannya Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum benda-benda jatuh, newton mempelajari gerak benda pada umumnya, termasuk planet-planet pada sistem tatasurya.
Fisika mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut. Alam yang dimaksud adalah alam makro dan juga alam mikro. Alam makro yaitu bahwa fisika mempelajari benda-benda yang ukurannya besar yang dapat dilihat dengan alat-alat biasa yang ada saat ini, termasuk pula matahari, bulan, dll. Sedangkan alam mikro yaitu benda-benda yang kecil sekali dengan jarak yang sangat kecil pula, yang tidak bisa dilihat dengan alat biasa.
Sebagian besar artikel tentang sejarah fisika menyebutkanbahwa perkembangan ilmu fisika terbagi dalam beberapa periode. Adalah Richtmeyer, seorang fisikawan yang membahas mengenai perkembangan ilmu fisika, ia membagi dalam empat periode.
Periode pertama dimulai jaman pra sejarah sampai tahun1550an, pada periode ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empiric beberapa penemuan misal ditemukannya kalender mesir. Periode kedua yaitu tahun 1550an sampai 1800an. Periode ini mulai dikembangkan metode penelitian yang sistematis, tokohnya yaitu Galileo, Newton, Bernaulli, dan lainnya.
Periode ketiga tahun 1800an sampai 1890an, mulai diformulasikannya konsep fisika yang mendasar, yang disebut fisika klasik. Periode keempat tahun 18900 sampai saat ini, dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan relativitas dan kuantum (partikel yang sangat kecil).
Sedangkan Boer Jacob, membagi perkembangan ilmu fisika dalam lima periode, yaitu periode 1 (satu) antara zaman purbakala sampai tahun 15000. Periode ini belum ada eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan percobaan. Periode 2 sekitar tahun 1550 sampai 18000, yaitu mulai berkembang metode eksperimen yang dapat dipertanggungjawabkan, diakui dan diterima
sebagai persoalan ilmiah, dipelopori oleh Galileo. Galileo berfikir bahwa sains harus berdasarkan pengamatan dan percobaan. Kondisi saat itu, dogma agama sangat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap sains.
Periode ketiga sekitar 1800-1890, berkembangnya fisika klasik, hampir semua fisikawan percaya semua hukum fisika telah ditemukan dan selesai, sehingga penelitian dialihkan untuk memperbaiki validitas alat ukur dan metode pengukuran. Contohnya adalah eksperimen count rumford dan joule yang memberi dasar teori kinetic panas, juga percobaan Young yang berhasil membuktikan interferensi dua berkas cahaya sehingga dapat mengukuhkan teori gelombang Huygens dari teori Corpuscular Newton. Serta riset Faraday sebagai dasar kebenaran teori elektromegnetik Maxwell.
Periode keempat tahun 1887-1925, berkembangnya teori klasik semi modern. Adanya fenomena mikroskopis, yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung seperti elektron dan neutron, di mana
fisika klasik tidak dapat menjelaskan fenomena tersebut. Dimulai dengan ditemukannya efek fotolistrik, diikuti sepuluh tahun kemudian ditemukan sinar X dan radioaktivitas. Pada periode ini telah muncul teori kuantum, namun masih terkait dengan fisika klasik.
Periode kelima tahun 1925 sampai saat ini, yaitu berkembangnya fisika modern. Penelitian fisika membahas fenomena-fenomena mikroskopis revolusioner, telah dikembangkan teori fisika kuantum yang tidak terkait dengan fisika klasik, atau disebut the new quantum mechanics. Fenomena ini muncul berdasarkan uraian teori de Broglie, Heissenbergh, Schrodinger, dll. Diantaranya dengan ditemukannya mekanika matriks (heisenbergh), mekanika gelombang (Schodinger), dan mekanika gabungan keduanya yang lebih umum (Dirac-Tomonaga). Mekanika kuatum yang dikemukakan Dirac dinamakan symbolic method, sifatnya sangat abstrak dan sulit dimengerti sehingga dikenal dengan istilah Relativistic Quantum Mechanics.
Referensi
- Cajori, Florian. (1928). A History of Physics. New York: Dover Publication, Inc.
- Puspitasari, Ariati Dina. 2023. Sejarah Fisika. Yogyakarta: Penerbit K-Media.
- Dudung. (2018). Pengertian dan Sejarah Ilmu Fisika Berdasarkan Riset. Diakses dari http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-dan-sejarah-ilmu-fisika-menurut-teori-riset